Jumat, 14 Januari 2011

MAJUSI

Di bagian lain bumi ini,
tepatnya wilayah persia,
terdapat ajaran yang
berusaha memberikan
tatanan kemanusiaan dan
mencoba memberikan
penjelasan tentang
persoalan sumber segala
wujud. Ajaran itu dikenal
dengan nama Majusi.
Dalam ajaran agama ini,
diyakini segala yang ada
berasal dari dua tuhan,
yaitu tuhan kebaikan dan
tuhan kejahatan. Kedua
tuhan itu senantiasa
bertarung
memperebutkan pengaruh
terhadap hati manusia dan
dalam semua fenomena
alam. Dalam keyakinan
ini, jelas tidak ada dasar
yang kukuh. Namun,
sebagian informasi
mengatakan bahwa
agama ini telah
mengalami perubahan dari
keyakinan orisinilnya yang
monoteis (tauhid). Sumber
asli menyebutkan bahwa
Zaratushtra, pendakwah
agama ini, adalah orang
yang mengajak untuk
menyembah Alloh semata.
Dengan demikian,
Zaratushtra adalah
seorang rosul dari rosul-
rosul Alloh.
Hal ini tidak dapat di
katakan salah sama sekali.
Karena, dalam sebagian
mereka juga terdapat
informasi akan kehadiran
nabi akhir zaman. Selain
itu, Alloh telah berfirman,
إنا أرسلناك بالحق بشيرا
ونذيرا" وإن من إمة إلا خلا
فيها نذير (24 )
=>Sesungguhnya, kami
mengutus kamu dengan
membawa kebenaran,
sebagai pembawa berita
gembira, dan sebagai
pemberi peringatan dan
tidak ada suatu umatpun,
melainkan telah ada
padanya seorang pemberi
peringatan. (Q.S Fathir:24)
Agama yang telah
mengalami banyak
perubahan ini, dalam
konsepsi terakhirnya yang
populer, sebagaimana pula
di alami agama-agama
lain, sangat merugikan
tatanan kemanusiaan.
Adanya pertarungan
antara kekuatan kebaikan
yang dilambangkan
dengan cahaya dan
kekuatan kejahatan yang
dilambangkan dengan
kegelapan, sebagian
kelompok manusia yang
dianggap telah
dipengaruhi kejahatan
akhirnya mengalami
diskriminasi. Mereka
adalah kelompok lemah
yang keberadaan mereka
di dunia ini tidak dianggap
sama sekali.
Kelompok lemah tidak
berhak bertahan hidup.
Kebenaran yang
merupakan bentuk
kebaikan selalu bersama
dengan yang kuat.
Kesalahan yang senilai
dengan kejahatan dan
keburukan selalu
menyertai mereka yang
lemah. Maka, tatanan
masyarakat yang
dikembangkan dalam
agama ini sangat berpihak
kepada kelompok kuat
dan mendiskriminasikan
kelompok lemah.
Yang kuat harus bertahan
dan yang lemah harus
musnah.
Keyakinan ini tidak
mengenal dan tidak
percaya terhadap
keadilan. Kepercayaan
hanya diberikan kepada
kekuatan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar