Jumat, 14 Januari 2011

Bag.II -KONFUSIUS (Khong hu-cu)

Dari sini, mereka meyakini
adanya takdir yang
mengatur nasib manusia.
Keyakinan kepada takdir
menurut konsepsi mereka,
diwujudkan juga dalam
kaitan pengaruh perilaku
manusia terhadap
fenomena alam tertentu.
Mereka meyakini bahwa
bencana alam, gempa
bumi, tanah longsor,
gerhana, dan lain
sebagainya dipengaruhi
perilaku dan moral
manusia yang rusak.
Maka, dengan menaati
tata aturan moral, alam
akan bersikap baik.
Selama keadilan,
keseimbangan, dan
harmoni dalam kehidupan
manusia terjaga, alam
tidak akan murka.
Perbuatan baik
mendatangkan berkah dan
perbuatan buruk
mendatangkan musibah.
Dengan demijian, terdapat
tiga hal yang sangat
berpengaruh terhadap
kehidupan, yaitu langit
dengan kekuatannya yang
sangat dipengaruhi
perilaku manusia,
pengaruh bumi terhadap
manusia yang menerima
pengaruh kekuatan langit
untuk memberikan
hukuman kepada manusia
yang meneriama pengaruh
kekuatan langit untuk
memberikan hukuman
kepada manusia, dan
perilaku manusia yang
sangat berpengaruh
terhadap ketentuan
langit. Ketiganya memiliki
hubungan saling
mempengaruhi satu sama
lain.
Maksud dari langit sendiri
bukanlah apa yang
nampak oleh mata,
melainkan lebih merujuk
pada planet-planet yang
beredar di angkasa
beserta daya yang
dimilikinya. Namun
demikian, dalam
penyembahan mereka
mengambil dua objek lain,
selain menyembah langit
sesuai dengan deskripsi
yang telah disebutkan.
Dua hal itu adalah arwah
yang mengatur segala
yang nampak, yang dalam
islam lebih sesuai dengan
peran malaikat, dan
arwah leluhur. Dari sini,
dapat disimpulkan bahwa
akidah mereka termasuk
akidah yang rusak dan
tidak berdasar pada
sumber-sumber ilahi yang
dapat dipercaya.
Walaupun mereka
mendasarkan ajaran
moralnya kepada akidah
yang keliru, toh mereka
telah berhasil membangun
tata moral yang kuat
mengakar dalam
masyarakatnya. Selama
lebih dari dua ribu tahun,
filsafat moral Khong Hu-
Cu telah menjadi panduan
hidup bangsa cina.
Dibanding bangsa yunani-
Barat, bangsa cina telah
berhasil menciptakan
tatanan praktis yang baik
yang dapat mengantarkan
masyarakat kepada
kebaikan sosial dan alam.
Hanya saja, filsafat moral
cina tidak mendasarkan
diri pada dasar akidah
yang kukuh, penuh
keimanan, dan bersih dari
spekulasi logika. Akidah
yang ideal (ash sholihah)
adalah akidah yang dapat
mewujudkan tatanan
moral yang kukuh. Akidah
yang ideal adalah yang
dapat membentuk
masyarakat yang unggul
yang senantiasa
mengharapkan kebaikan
dari Tuhan yang
melindungi, penuh
kepercayaan kepada-Nya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar