Jumat, 14 Januari 2011

Bag.I -BRAHMA

Pada masa yang hampir
bersamaan, di india hidup
keyakinan brahmana.
Sebuah keyakinan yang
memecah belah anak
manusia dalam sekat-
sekat strata sosial (kasta).
Jika seseorang dilahirkan
dalam strata paling
bawah, maka dia tidak
akan dapat naik menuju
strata yang lebih tinggi. Di
sini, kemuliaan seseorang
hanya dilihat dari segi
strata dan keturunan.
Mengesampingkan potensi
dan keunggulan lainnya,
termasuk potensi
ketaatannya. Perbedaan
strata sangat berpengaruh
terhadap bentuk
kewajiban dan hak yang
dimiliki, baik dalam bidang
sosial maupun ibadah
keagamaan.
Dalam keyakinan ini,
manusia dipisah dalam
empat tingkatan. Yang
pertama dan yang paling
tinggi derajatnya adalah
Brahmana. Mereka adalah
tokoh agama yang berhak
menjelaskan masalah
keagamaan. Menurut
keyakinan mereka,
kelompok Brahmana
diciptakan dari bagian
kepala tuhan mereka,
Brahma.
Karena itulah, mereka
mendapat posisi yang
tinggi dalam interaksi
sosial. Mereka adalah
manusia suci dan pilihan.
Kedua, kasta ksatria yang
diyakini tercipta dari
pundak dan kedua tangan
Tuhan Brahma. Karena
alasan ini, mereka
menempati posisi penjaga,
pejuang, dan pusat
kekuatan dalam
masyarakat. Kelompok ini
berada tepat di bawah
kelompok pertama dan
berhak berhubungan
dengan kelompok
Brahmana.
Kelas sosial ketiga
ditempati para pedagang
dan petani. Kelompok ini
disebut dengan Waisya.
Dua kelompok ini diyakini
tercipta dari dua lutut
Tuhan mereka. Jarak
kelompok ini dengan dua
kelompok sebelumnya
sangat jauh (sejauh
pundak dan lutut)
sehingga mereka lebih
dekat kepada kelompok
bawahnya yang tercipta
dari telapak kaki dewa
Brahma. Kelompok
masyarakat paling bawah
ini dikenal dengan nama
kelompok Sudra. Mereka
terdiri dari para buruh,
pekerja, dan budak.
Mereka adalah kelompok
paling jauh di bawah
dalam tatanan
masyarakat. Penempatan
pada posisi paling bawah
disebabkan mereka
tercipta dari telapak kaki
dewa. Di samping empat
tingkatan kelompok
masyarakat di atas, masih
terdapat satu kelompok
lagi. Mereka terdiri dari
anak-anak hasil zina,
orang-orang yang
dihalangi, orang-orang
yang terbuang, mereka
yang bekerja pada
lapangan pekerjaan yang
dinilai rendahan, dan
orang-orang non-India
yang di kenal dengan
oama Iblij (najis,kotor).
Mereka meyakini, selain
keturunan bangsa india
adalah kotor dan najis.
Kotor disi diartikan secara
lahir. Sehingga, jika saja
ada orang non-India yang
meminum air dari wadah,
wadah itu harus dibuang.
Strata masyarakat yang
telah diuraikan di atas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar