Jumat, 14 Januari 2011

Bag.II -KEKACAUAN PIKIRAN MANUSIA

Lanjutan..
Mereka tidak memberikan
hak yang telah
dipercayakan oleh orang
arab kepada mereka,
kecuali jika orang arab
terus-menerus menagih.
Hal ini karena orang
yahudi tersebut
beranggapan bahwa tidak
ada dosa bagi mereka
dalam harta yang mereka
peroleh dari orang arab.
Orang arab tidak
berpegang pada agama
yang benar. Mereka
(orang arab) adalah
orang-orang yang
menyekutukan Alloh
sehingga hartanya halal
bagi bangsa yahudi yang
beriman.
Tentu saja, anggapan ini
berasal dari keyakinan
keunggulan bangsa
mereka atas bangsa yang
lain.
Di sisi bumi yang lain,
ajaran filsafat juga
mencoba menyelesaikan
persoalan kemanusiaan
secara umum. Pertama,
mereka mencoba
mengetahui sumber
kehidupan, dari mana
segala yang wujud itu
berasal. Namun demikian,
filsafat (Yunani) hanya
dapat menyingkap kulit
luarnya saja. Mereka
belum sampai pada inti,
dan sumber hakiki
kehidupan.
Mereka berhasil
mengetahui sumber panas
dan unsur listrik dalam
kehidupan, namun mereka
tidak mungkin mengetahui
apa yang
menggerakkannya.
Kecuali, jika pikiran
mereka dibimbing terlebih
dahulu untuk mengetahui
(perbedaan) sesuatu yang
memberikan pengaruh dan
menerima pengaruh yang
menumbuhkan dan yang
ditumbuhkan. Maka, tidak
mungkin mengetahui
hakikat alam, kecuali
didahului oleh
kepercayaan kepada
keberadaan yang
menumbuhkan terlebih
dahulu.
Di antara tujuan dari
diturunkannya agama
langit adalah untuk
menjelaskan siapa yang
menumbuhkan itu. Mana
yang menciptakan dan
mana yang diciptakan.
Agama mendorong pikiran
agar mengkaji dan
meneliti ciptaan untuk
mengetahui siapa yang
menciptakannya,
mengetahui segala yang
lahir untuk mengetahui
ada apa dibalik yang
tampak itu. Hal ini bukan
karakter kajian tentang
alam di masa lalu. Juga
bukan karakter kajian
tentang alam di masa
sekarang yang cenderung
sekuler dan jauh dari
bimbingan agama.
Ketika kondisi filsafat
(Yunani) hanya berhasil
menguak sedikit rahasia
kehidupan, seorang
Sokrates mencoba
mencari cara baru untuk
memahami kehidupan.
Menurutnya, cara yang
ideal itu adalah dengan
mengalihkan kajian
filsafat dari penelitian
terhadap alam kepada
penelitian terhadap diri
manusia. Dari penelitian
tentang karakteristik
alam kepada karakteristik
manusia. Ia mendorong
agar kajian filsafat
dikerucutkan pada hal-hal
yang dapat memberikan
dampak baik bagi
persoalan kemanusiaan.
Menggantikan kajian
kealaman yang
membingungkan tanpa
adanya petunjuk dan
pembimbing yang jelas
lagi memuaskan.
=>Ke Lanjutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar